Seminggu setelah perjodohan Ify dengan Debo. Kini tiba
saatnya perjodohan Sivia dengan Gabriel. Dan mereka telah berkumpul di ruang
tamu keluarga sivia. Kini disana sudah ada Sivia, Gabriel, dan orang tua mereka
masing – masing.
Sivia : Ma, ada apaan sih. Kok kita di kumpuli di ruang tamu.
Tumben – tumbenan banget.
Bu Winda : Ok, kita langsung saja ke pokok pembicaraan. Jadi
begini, anak – anak. Kita sudah membuat kesepakatan waktu kalian masih bayi dan
kesepakatan ini tidak dapat di ganggu gugat. Dan mau tidak mau kalian harus
mau.
Gabriel : Emangnya kesepakatan apaan sih, Tante.
Bu Ucie : Jadi begini loh, sayang. Kita semua akan
menjodohkan kalian berdua.
Gabriel & Sivia : APA??? Dijodohkan...
Sivia : Tapi kenapa, Tante harus sama Gabriel. Via kan udah
punya Septian
Gabriel : Iya, Ma. Lagipula Iel juga udah punya Zahra. Kenapa
harus sama Via sih...
Pa Kevin : Sivia, tadi apa kata mamamu. Kesepakatan ini tidak
dapat di ganggu gugat dan mau tidak mau kalian harus mau.
Pa Dave : Kita suda sediakan kalian sebuah rumah mewah dan
untuk mengakrabkan diri kalian harus tinggal berdua di rumah tersebut. Semua fasilitas
sudah kita sediakan kecuali fasilitas pembantu. Jadi, kalian harus mengerjakan
pekerjaan sehari – hari dengan kemampuan kalian sendiri tanpa adanya jasa orang
lain.
Sivia : Tapi, Pa
Bu Winda : Tidak ada tapi – tapian...
Bu Ucie : Selain kalian akan tinggal dalam satu atap, kalian
juga akan tinggal dalam satu kamar.
Sivia & Gabriel : APA??? Sekamar...
Sivia : Tapi, Ma....
Bu Winda : Tidak ada tapi – tapian
Pa Kevin : Mulai besok kalian akan pindah ke rumah itu. Dan hari
ini kalian beres – beres . Dan tidak ada tapi – tapian.
Sivia & Gabriel : Iya Ma, Pa.
Keesokan harinya,
sepulang sekolah Sivia dan Gabriel langsung pergi ke rumah tersebut.
Sivia : Waw, Gede banget.
Gabriel : Biasa aja deh, Vi. Gak usah lebay gitu
Sivia : Suka – Suka gw. Mulut – mulut gw ini. apa urusannya
ma lu.
Gabriel : Nyolot banget sih jadi orang.
Sivia : Bodo amat...
Gabriel : Vi, kemarin kata ortu kita. Kita di suruh tidur
sekamar ya.
Sivia : Iye...
Gabriel : Tapi kan kita bukan mukhrim. Lagian kita juga kan
belum nikah.
Sivia : Udah turutin aja. Lagian juga emangnya gw mau apa
tidur sekamar ma lu...
Gabriel : Di tanya baik – baik juga malah nyolot...
Sivia : Suka – Suka gw donk...
Gabriel : Terserah lu aja, deh.
Setelah itu
mereka bergegas pergi ke kamar mereka yang berada di lantai 2. Di kamar
tersebut semuanya serba pink – biru. Mulai dari tempat tidur yang berwarna pink
dengan seprai yang berwarna biru. Dinding di cat dengan warna pink dengan
wallpaper hewan – hewan yang bernuansa biru. Lemari pakaian yang serba pink –biru.
Disana juga sudah disediakan pakaian – pakaian mereka masing – masing. Di dalam
kamar tersebut juga sudah ada kamar mandi dengan nuansa pink – biru juga.
Gabriel : Ih, apa – apaan sih. Kok kamarnya di cat kayak
gini.
Sivia : Kenapa sih emangnya??
Gabriel : Ini mah kayak kamar cewek
Sivia : Turutin aja. Lagian ini kan warna kesukaan kita, kan.
Gabriel : Tapi kenapa harus pink.
Sivia : Itu warna kesukaan gw, bego.
Gabriel : Heh, pinter – pinter kayak gini di bilang bego.
Sivia : Terserah gw. Udah ah, gw mau kebawah.
Setelah itu,
Sivia melihat – lihat rumah baru mereka. Sivia baru sadar kalau rumah mereka di
cat serba pink – biru. Mulai dari dapur yang di cat serba pink – biru. Ruang tamu
dan ruang keluarga yang di cat pink – biru. Meja makan yang memisahkan dapur dan
ruang keluarga juga bernuansa pink – biru. Setiap kamar mandi juga di cat
dengan warna pink – biru. Taman yang terletak di belakang juga dindingnya di
cat dengan warna pink – biru. Semua kamarnya pun tak lepas dari nuansa pink –
biru.
Gabriel : Kesambet apaan lu, Vi
Sivia : Semprul banget sih lu, yel
Gabriel : Lah??? Terus lu kenapa??
Sivia : Tuh liat aja rumah ini di cat serba pink – biru
Gabriel : Ih, ini mah kayak rumah cewek..
Sivia : Turutin aja apa susahnya sih..
Tidak terasa
malam pun tiba. Mereka cepat – cepat bergegas untuk tidur. Sebelum tidur mereka
mengganti pakaian mereka. Sivia mengganti pakaiannya di kamar mandi yang memang
sudah di sediakan di kamar itu.
Gabriel : Sekalian aja telanjang, Vi.
Sivia : Suka – suka gw donk.
Gabriel : Tapi Pakaian lu itu terlalu terbuka, Vi
Sivia : Terserah gw donk.
Gabriel : Ya udah deh terserah lu aja.
Malam ini
malam yang berbeda daripada malam – malam sebelumnya. Malam ini untuk pertama
kalinya mereka tinggal dalam satu rumah dan tidur sekamar. Dengan kebiasaan
Sivia yang selalu tidur dengan baju yang terbuka.
#Part Sivia – Gabriel Selesai
#Part 4 Special Shilla - Rio
Tidak ada komentar:
Posting Komentar